NGERI ! 15 HEWAN INI YANG DAPAT HIDUP DI TUBUH MANUSIA

bekas gigitan kutu pasir

Tubuh manusia merupakan dunia bagi mikroorganisme lain untuk tumbuh dan berkembang mulai dari kulit hingga dalam organ tubuh. Kebanyakan dari mikroorganisme itu adalah hewan parasit dan tak jarang pula merupakan hewan yang "Nyasar". 

Bagaimana bisa mikroorganisme tersebut bisa masuk dan tinggal ditubuh kita ? Berikut ini 12 makhluk hidup yang dapat hidup dan berkembang di tubuh manusia :

1. Kutu Kepala

Kutu Kepala

Kutu kepala (Pediculus humanus capitis) adalah makhluk parasit paling umum yang tinggal di tubuh manusia dan dapat terlihat mata telanjang. Sesuai namanya, kutu ini hidup di kulit kepala. Karena kulit kepala tipis, kutu kepala mengisap darah untuk makan. Kutu kepala tinggal di rambut, tengkuk leher dan belakang daun telinga.

Kutu kepala berkembang biak dengan menempelkan telurnya di rambut. Makhluk ini tidak memiliki kaki yang kuat atau sayap untuk terbang. Jadi, biasanya kutu kepala menyebar lewat interaksi antar manusia, seperti pemakaian sisir hingga handuk bergilir. Kontak antar kepala, seperti bersandar atau berpelukan juga bisa menyebarkan kutu kepala.

Kutu kepala sendiri tidak menyebarkan penyakit dan tidak dapat bertahan hidup lebih dari 3 hari tanpa inang manusia. Namun, jika terlalu banyak kutu, dapat menyebabkan pediculosis capitis yang amat gatal dan mengganggu tidur . 

2. Caplak

Caplak

Caplak (Ixodida) adalah kutu arachnida yang berukuran amat kecil, 1-2 sentimeter saja. Makhluk parasit satu ini menyebar ke seluruh dunia dan dapat ditemukan di kawasan beriklim lembap nan hangat, seperti hutan. Selain manusia, caplak juga mengisap darah dari hewan mamalia, burung, hingga reptil.

Caplak merupakan hewan berbahaya dan dapat menyebabkan penyakit mematikan, baik bagi manusia atau inang lainnya. Caplak dapat membawa bakteri, virus, hingga protozoa yang menyebabkan berbagai penyakit, seperti penyakit Lyme hingga Babesiosis.

3. Cacing Tambang

Infeksi Cacing Tambang

Parasit ini banyak ditemukan di Asia, Afrika dan Timur Tengah. Cacing ini masuk lewat kulit, khususnya jika berjalan tanpa alas kaki di area yang terkontaminasi tinja binatang. Selain itu, parasit yang menempel pada kulit juga bisa berasal dari benda yang lembab seperti handuk

4. Kutu Pasir

Kutu Pasir

Kutu pasir atau chigoe flea (Tunga penetrans) adalah makhluk parasit yang biasa ditemukan di kawasan beriklim tropis dan sub-tropis. T. penetrans tidak hanya menempel pada manusia, tetapi makhluk hidup lainnya. T. penetrans umum ditemukan di bawah pasir di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika, hingga India.

Saat menempel dengan kulit inang, terutama bagian kaki, T. penetrans mengubur kepalanya ke dalam daging. Sementara itu, kaki belakangnya nya tetap di atas untuk tetap hidup. T. penetrans kemudian bertelur di bawah kulit. Sekali bertelur, T. penetrans bisa menghasilkan ratusan hingga ribuan telur.

Infeksi T. penetrans disebut tungiasis yang ditandai inflamasi pada kulit. Selain itu, T. penetrans juga dapat menyebabkan gangguan fatal pada manusia, seperti gangren, tuberkulosis, hingga nekrosis daging.

4. Trombiculidae

trombiculidae

Chigger (Trombiculidae) adalah makhluk berwarna oranye yang tinggal di tubuh manusia. Hampir mikroskopis, Trombiculidae hanya berukuran 0,4 milimeter sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang! Sering ditemukan di hutan dan padang rumput, larva Trombiculidae dapat hidup menempel di inang mana saja, termasuk manusia.

Di tahap larva, Trombiculidae bukan memakan darah melainkan sel kulit. Dengan enzim khusus, Trombiculidae memecah sel kulit dan memakannya. Namun, hal ini menyebabkan gatal dan iritasi parah pada kulit. Biasanya, rasa gatal baru terasa saat larva sudah selesai makan. Di fase dewasa, Trombiculidae tidak lagi menempel dan tidak berbahaya.

5. Kutu kemaluan

kutu kemaluan

Kutu kemaluan (Pthirus pubis) adalah makhluk yang berbentuk seperti kepiting, lengkap dengan enam kaki dan capit kecil. Oleh sebab itu, dalam Bahasa Inggris, makhluk ini disebut "crabs". Seperti namanya, kutu kemaluan terdapat di sekitar jembut pada alat kelamin. Tetapi, kutu kemaluan juga hidup di rambut kasar seperti alis hingga bulu kaki.

Kutu kemaluan biasa menyebar melalui aktivitas seksual. Seperti kutu-kutu kebanyakan, kutu kemaluan juga menyedot darah dari inangnya. Jika tidak segera ditangani, terlalu banyak kutu kemaluan dapat menyebabkan pediculosis pubis yang menyebabkan rasa gatal di daerah kemaluan dan mengundang infeksi bakteri lain!

6. Cacing Pita

cacing pita

Dinamakan cacing pita karena bentuknya menyerupai pita, memeiliki ruas-ruas pada tubuhnya dan tubuhnya bertekstur rata. Cacing pita bisa memili panjang hingga 25 meter dan durasi hidupnya bisa mencapai 30 tahun.

Cacing pita dapat masuk ke tubuh siapa saja dan menyebabkan infeksi. Infeksi cacing pita terjadi pada kondisi dimana sanitasi lingkungan yanng kotor dan mengkonsumsi makanan yang tidak bersih. Mengkonsumsi ikan atau daging yang kurang matang juga dapat menyebabkan cacing pita masuk ke dalam tubuh.

Didalam tubuh cacing pita akan bertelur dan ketika telurnya menetas akan menyebabkan infeksi usus. Sementara itu, telur atau larva cacing pita yang berhasil melewati saluran pencernaan akan memasuki jaringan tubuh atau organ lainnya hingga menyebabkan infeksi. 

7. Kutu Badan

kutu badan

Berkerabat dekat dengan kutu rambut, kutu badan (Pediculus humanus corporis) memiliki satu perbedaan besar,  makhluk ini menghabiskan sebagian besar waktu hidupnya di pakaian! Asal usul kutu badan dapat ditelusuri hingga ke munculnya konsep berpakaian sekitar 100.000 tahun lalu.

Biasanya, kutu badan baru berpindah ke kulit jika ingin makan. Biasanya, kutu badan "makan" darah manusia 5 kali sehari, dan dapat menimbulkan gatal yang luar biasa. Berbeda dengan kutu rambut yang lebih terkenal, kutu badan biasanya terlihat pada kawasan kumuh dengan sanitasi minim.

kutu badan

Berbeda dengan kutu rambut, kutu badan dapat menyebarkan penyakit. Salah satu penyakit terkenal nan mematikan yang disebabkan oleh kutu badan adalah tifus epidemik, oleh infeksi bakteri Rickettsia prowazekii.

8. Kutu Kasur

Kutu kasur atau bed bug (Cimex lectularius) tidak kalah populer dengan kutu-kutu lainnya. Dengan ukurannya yang hanya 5 milimeter saja, kutu kasur menempel di tubuh manusia dan mengisap darah.

Sesuai namanya, mereka sebenarnya tinggal di kasur, dan hanya keluar di malam hari untuk mengisap darah manusia. Untungnya, kutu kasur tidak menyebarkan penyakit. Namun, gigitannya biasanya menimbulkan ruam hingga lepuh. Tidak jarang reaksi alergi terjadi saat kutu kasur menggigit.

9. Sarcoptes Scabiei

Sarcoptes scabiei adalah sejenis tungau yang hidup bukan hanya di tubuh manusia, melainkan di makhluk hidup lainnya. S. scabiei dapat menyebar dengan cepat di daerah padat dan sempit seperti penjara dan rumah sakit.

Seperti namanya, S. scabiei dapat menyebabkan scabies atau kudis. Tungau kecil masuk ke lapisan kulit luar (Stratum corneum) dan bertelur. Hal ini menyebabkan ruam dan iritasi kulit, serta rasa gatal yang parah. Gejala bisa menjadi parah dalam waktu singkat karena S. scabiei sangat menular hanya lewat kontak singkat.

10. Demodex

Tungau wajah atau demodex (Demodex folliculorum) adalah organisme mikroskopis yang bergantung pada tubuh manusia. Dengan ukuran 0,1-0,4 milimeter, demodex hidup di bawah folikel rambut. Satu folikel rambut di wajah manusia dapat menyimpan 2-6 demodex!

Nampak seperti cacing kecil bersisik dan berkaki, demodex paling sering ditemukan di daerah wajah karena menghasilkan sebum yang lebih banyak. Saat menemukan folikel rambut, demodex memasukkan kepalanya ke bawah folikel dan perut serta tubuh bagian bawahnya tetap di permukaan.

Karena tidak berbahaya bagi manusia, hubungan demodex dan manusia lebih masuk ke dalam simbiosis komensalisme. Jika terpisah dari inangnya, demodex akan langsung kering dan mati.

11. Triatominae

Triatominae adalah organisme nokturnal yang keluar dari persembunyiannya di malam hari untuk mencari inang, biasanya manusia. Oleh karena itulah, makhluk ini juga disebut "serangga vampir" atau vampire bugTritominae biasanya terlihat di benua Amerika.

Berukuran lebih besar dibandingkan makhluk lain di daftar ini, Tritominae biasanya menghindari terlalu lama menempel di tubuh inangnya agar tidak dibunuh. Tritominae diketahui dapat menyebarkan penyakit Chagas lewat protozoa Trypanosoma cruzi. Tidak jarang, protein dari gigitan Tritominae dapat menyebabkan anafilaksis.

12. Tungau Debu

Tungau debu atau dust mite (Pyroglyphidae) adalah organisme mikroskopis yang dapat ditemukan di seluruh dunia. Selain berukuran hanya 0,2-0,3 milimeter, tungau debu memiliki tubuh yang semi-transparan. Dengan kata lain, tungau ini mustahil dapat dilihat dengan mata telanjang.

Bukan darah, sebenarnya tungau debu mengonsumsi kulit mati dan limbah organik lainnya. Oleh karena itu, tungau debu paling banyak ditemukan di rumah manusia. Tidak seperti kutu dan tungau lainnya di daftar ini, tungau debu tidak bersembunyi di bawah kulit manusia.

Meskipun terkesan tidak merugikan, tungau debu dapat menyebabkan reaksi alergi yang berbahaya jika tidak ditangani. Gejala alergi bisa mencakup ruam hingga mengi. Hal ini dikarenakan tungau debu memiliki enzim yang kuat untuk mengurai makanan, sehingga menyebabkan reaksi alergi.

13. Dermatobia Hominis

Merupakan salah satu jenis lalat  yang hidup secara parasit ditubuh manusia. Dermatobia hominis biasanya tidak secara langsung bertelur di kulit manusia. Ia menumpangkan telurnya kepada nyamuk betina dan kemudian nyamuk tersebut akan secara tidak sengaja menyuntikkan telur-telur tersebut saat menggigit manusia. 

Larva ini mempunyai dua kait di bagian anal yang akan menyemprotkan antibiotik untuk menghilangkan kompetitor bakteri dan jamur. Kulit yang terinfeksi akan terus membesar hingga seukuran telur angsa, sebelum akhirnya larva dewasa keluar dari kulit

14. Cacing Filaria

15. Cacing Pipih

Comments