6 SATELIT BUATAN MANUSIA YANG ADA DILUAR ANGKASA

satelit

Satelit adalah benda langit yang tidak memiliki sumber cahaya sendiri dan bergerak mengelilingi planet tertentu sambil mengikuti planet tersebut beredar dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Ada dua macam satelit, yakni satelit alam dan satelit buatan. 

Satelit alam adalah benda-benda luar angkasa bukan buatan manusia yang mengorbit sebuah planet atau benda lain yang lebih besar daripada dirinya. Contohnya Bulan yang merupakan satelit dari Bumi.

satelit cuaca

Sementara satelit buatan merupakan benda buatan manusia yang diluncurkan ke luar angkasa untuk keperluan tertentu. Sama seperti satelit alam, satelit buatan tersebut merupakan sebuah benda diangkasa yang berputar mengikuti rotasi bumi. 

Satelit dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan keguaananya. Berikut ini macam-macam satelit buatan manusia yang ada di luar angkasa :

1. Satelit Cuaca

satelit cuaca

Seperti namanya satelit cuaca bertujuan untuk mengetahui kondisi cuaca dan iklim di bumi. Satelit cuaca juga disebut sebagai satelit meteorologi. Satelit ini pertama kali diluncurkan pada 17 Februari 1959.

Salah satu satelit cuaca yang sukses diluncurkan oleh NASA di antaranya adalah TIROS-1 pada 1 April 1960. Informasi yang tersimpan di satelit cuaca menjadi acuan bagi badan meteorologi untuk memprediksi cuaca. Satelit ini dilengkapi dengan radiometer sebagai pemantau titik panas.

Selain itu, satelit cuaca juga dapat menginformasikan massa awan. Dengan begitu, para ahli meteorolog bisa memprediksi curah hujan. Termasuk badai yang masuk kategori berbahaya seperti badai hurricanes dan badai siklon tropis.

satelit cuaca

Berdasar tipe orbitnya, satelit cuaca terbagi menjadi dua, yakni geostationary orbit dan polar orbit. Geostationary mengorbit pada ketinggian 35.880 km. Tingkat kecepatan putarnya sama dengan rotasi bumi. Di Indonesia, contoh dari tipe orbit satelit geostasioner adalah Satelit Palapa.

Sementara itu, tipe polar mengorbit pada ketinggian sekitar 850 km. Keunggulannya adalah mampu menampilkan citra informasi lebih detail.

2. Satelit komunikasi

satelit komunikasi

Mungkin jika tidak ada satelit komunikasi, Anda akan kesulitan untuk berkomunikasi jarak jauh karena satelit ini berfungsi sebagai pemancar sinyal komunikasi seperti radio, televisi, internet, serta sinyal jarak jauh lainnya.

Sinyal dari satelit komunikasi dipancarkan ke bumi melalui pemancar, lalu disalurkan lewat kabel optik.

Tipe satelit komunikasi ada dua, yakni satelit aktif dan satelit pasif. Satelit aktif akan menerima sinyal dari sumber sinyal, memperkuat sinyal, kemudian mentransmisi ke receiver di bumi.

Satelit pasif hanya menerima sinyal elektromagnetik dari transmitter dan mengirimkannya kembali ke receiver untuk dipancarkan ke tujuan. Adapun satelit komunikasi di Indonesia di antaranya adalah Satelit Palapa, Satelit Cakrawarta, dan Satelit Telkom.

3. Satelit navigasi

satelit navigasi

Penggunaannya lebih ditujukan untuk mengetahui lokasi dan letak geografis sebuah objek di bumi melalui satelit. Biasanya digunakan untuk keperluan penerbangan, pelayaran, dan navigasi lainnya.

Sistem navigasi satelit yang men-cover secara keseluruhan disebut Global Navigation Satellite System (GNSS). Melansir dari laman NASA, Amerika Serikat meluncurkan satelit navigasi pertama kali pada tahun 1978 yang disebut dengan Navigation System with Timing and Ranging (NAVSTAR).

Sistem navigasi sekarang yang sering kita gunakan, yakni Global Positioning System (GPS), juga menggunakan satelit navigasi untuk menerima sinyal dan lokasi sebuah objek.

4. Satelit astronomi

Penggunaan satelit astronomi cenderung terbatas pada pemantauan luar angkasa. Contohnya seperti memantau jarak antar galaksi, bintang, satelit alam, dan benda di antariksa lainnya.

Satelit astronomi juga digunakan untuk menemukan dan memantau keberadaan planet, bintang, dan galaksi. Teleskop Hubble adalah satu dari satelit astronomi terkemuka dan paling besar karena satelit ini mampu menangkap gambar dari luar angkasa dengan resolusi besar. Jadi, hasil yang ditampilkan begitu detail.

5. Satelit miniatur

Sebenarnya, satelit ini memiliki orbit yang mengitari bumi, sama seperti satelit pada umumnya. Hanya saja ukurannya lebih kecil, yakni dibawah 600 kg. Adapula jenis satelit miniatur mikro dengan berat di bawah 200 kg.

Sedangkan yang lebih kecil adalah satelit nano beratnya di bawah 100 kg. Biaya operasional dan pembuatan satelit mini ini lebih murah bila dibandingkan dengan satelit berukuran normal pada umumnya.

6. Satelit untuk observasi bumi

Terakhir ada satelit untuk mengobservasi bumi dari orbit. Satelit ini mendeteksi keberadaan vegetasi, warna perairan, dan radiasi di bumi.

Digunakan pula untuk membuat peta pada umumnya. Termasuk juga untuk keperluan kemiliteran. Satelit observasi bumi di antaranya adalah proba-1, proba-2, ERS-1, ERS-2, dan Environmental Satellite (ENVISAT).

Comments